ILMU KOMUNIKASI
Oleh:
Tri Widodo Nim: 26.10.1.1.026
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN IAIN SURAKARTA
Sejarah Ilmu Komunikasi
Publisistik
dan jurnalistik istilah lain untuk komunikasi dikelompokan pasa ilmu social dan
merupakan ilmu terapan (applied science). Para ahli komunikasi menganggap demikian , karena termasuk dalam
ilmu social dan ilmu terapan, maka ilmu komunikasi sifatnya interdisipliner atau multidisipliner. Ini disebabkan oleh objek
matrerialnya sama dengan ilmu-ilmu lainya, yang terutama masuk ke dalam ilmu
social atau ilmu kemasyarakatan.
Bierstedt,
dalam menyusun urutan ilmu, menganggap journalistic
sebagai ilmu, dalam hal ini ilmu
terapan. Hal ini tidak mengherankan karena pada tahun ia menulis bukunya itu,
yakni tahun 1457, journalism di Amerika Serikat sudah
berkembang menjadi ilmu (science), bukan sekedar pengetahuan (knowledge). Ini
disebabkan oleh jasa Joseph Pulitzer, seorang tokoh kenamaan di Amerika Serikat
yang pada tahun 1903 mendabakan didirikanya “School Of Jurnalism” sebagai
lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan. Gagasan
Pulitzer ini mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicolas Murray
Butler, karena ternyata journalism tidak hanya mempelajari dan
meneliti hal-hal yang bersangkutan persuratkabaran semata-mata, tetapi juga
media massa lainya, maka journalism berkembang
menjadi mass communication.
Dalam
perkembangan selanjutnya, mass
communication dianggap tidak tepat lagi karena tidak merupakan proses
komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld,
Bernad Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur
Schramm, Everett M. Rogers, dan para ahli cendikiawan lainya menunjukkkan bahwa
gejala social yang di akibatkanoleh media massa tidak hanya berlangsung satu
tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan two communication dan multistep flow communication. Pengambilan
keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona
(interpersonal comummication) dan komunikasi kelompok (group communication)
sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication).
Oleh
sebab itulah di Amerika Serikat muncul communication science atau dinamakan communicology, ilmu yang mempelajari
gejala-gejala social sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komunikasi
kelompok, dan komunikasi antarpersona. Kebutuhan orang-orang Amerika akan science of communication tampak sudah
sejak tahun 1940-an, pada waktu seorang sarjana bernama Carl I. Hovland
menampilkan definisinya mengenai Ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science ofcommunication sebagai :
”
a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which
in formation is transmitted and opinions and attitudes are formed”.
Sedangkan
prosesnya sendiri dari komunikasi itu oleh Hovled didefinisikan sebagai :
“ the
process by which an individual(the communicator) transmits stimuli( usually
verbal symbols ) to modify the behavior of other individuals (communicates)”.
Pada
tahun 1967 terbit buku The communicative
Arts and Science of Speech dengan pengarang Keith Brooks yang
mengetengahkan pembahasan mengenai Communatology
secara luas. Mengenai Communitalogy ini Keith brooks antara lain mengatakan :
“may
communication scholars in many academic discpliners have contributed to our
understanding of the basic processes and the special types and froms of
communications activity in recent years. A Communicatology is concerned with
the intergration of communication principles from this scholars. A
communicotalogy also stands for a realistic philosophy of communication, a
systematic research progam which tests theories, fills in gaps in knowledged,
interprets, and cross valiadates the finding in specialized discipline and
research programs. It provider a broad program which includes but not does limit
itself to the interests or technique of any one academic discipline.”
Dari
pendapat Brooks itu jelas bahwa communicology
atau ilmu komunikasi merupakan
integritas prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendikiawan
berbagai disiplin akademik. Komunikasi berarti juga suatu filsafat komunikasi
realistis; suatu program peneliti yang sistematis yang mengkaji teori-teorinya,
menjebatani kesenjangan dlam pengetahuan, memberikan penafsiran, dan saling
mengabsahkan penemuan-penemuan yang dihasilkan disiplin-disiplin khusus dan
program penelitian. Komukanologi merupakan program yang mencakup tanpa membatsi
dirinya sendiri, kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik tiap disiplin
akademik.
Pengertian
komunikasi
Komunikasi
dalam bahssa inggris Communication berasal
dari kata latin Communicatio , dan Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya sama
makna. Kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dala bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Pengertian
komunikasi tersebut hanya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu
minimal harus mengandung persamaan kmakna antara dua pihak yang terlibat.
Minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya Informatif yakni agar orang lain mengerti dan tahu,
tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
Menurut
Carl I, Hovland ilmu komunikasi adalah Upaya yamg sistematis untuk merumuskan
secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap. Definisi Hovland menunjukan bahwa yang dijadika obyek studi komunikasi bukan
hanya penyampai informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (Public
opinion) dan sikap public ( Public attitude). Dalam definisi khusus mengenai
pengertian komunikasi sendiri, Hovlend mengatakan bahwa “ komunikasi adalah
proses pengubah perilaku orang lain (communication is the proses to modify the
behavior of other indufiduals).
Horold
Lasswel dalam karyanya “ The structure and fancion of communication in society”
mengatakan bahwa cara terbaik menjelaskan komunikasi ialah Who Says Which in Chanel To Whom
With What Effect. Paradigma Lasswel
menunjukan bahwa komunikasi meliputi unsur-unsur : Komunikator (communicator), Pesan (messge),
Media(chanel), Komunikan(reciver), Effek(effect). Berdasarkan haltersebut,
komunikasi adalah Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan effek tertentu.
Konteks-konteks
komunikasi
Konteks disini berarti
semua factor diluar orang –orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari:
1. Aspek
Fisik
Daftar
Pustaka
Effendi, Uchjana, Onong, Ilmu Komunikasi Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006
Keraf, Gorys, Komposisi Flores, NTT: Nusa Indah, 2001
Tamsir, Sukari, Bahasa
Indonesia Surakarta: Puri Media,2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar