One Piece Logo

Selasa, 11 Desember 2012

Khalifah

-->
AL-KHALIFAH
Al-khalifah adalah “Suatu susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran agama Islam”. Sebagaimana yang dibawa dan dijalankan oleh nabi Muhammad SAW. Semasa hidup beliau, dan kemudian dijalankan oleh Khulafaur Rosyidin ( Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Tholib). Kepala Negaranya dinamakan “Khalifah” .
            Hukum Membentuk Khalifah
Kaum muslimin ( Ijma’ yang Mu’tabar) telah bersepakat bahwa hukum mendirikan Khalifah itu adalah Fardhu Kifayah atas kaum semua muslimin. Alasanya adalah :
1.      Ijma’ sahabat, sehingga mereka mendahulukan permusyawarahan tentang khalifah daripada urusan jenazah Rosulullah Saw. Ketika itu para pemimpin islam sungguh ramai membicarakan soal   khalifah itu, saling berdebat dan mengemukakan pendapat, akhirnya tercapailah kata sepakat memilih Abu Bakar menjadi Khalifah.
2.      Tidak mungkin dapat menyempurnakan kewajibanya, semisal membela agama, menjaga keamaan, dan sebagainya, selain dengan adanya Khalifah.
3.      Beberapa ayat dan hadist yang menyuruh umat islam menaatinya, yang dengan tegas menjadi janji yang pasti dari Allah Swt. Kepada muslimin yang mula-mulanya waktu hidup dalam ketakutan, kegelisahan, dan kezaliman, tetapi mereka terus berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Allah menjanjikan bahwa mereka akan menjadi khalifah di muka bumi.
Firman Allah Swt :
وَعَدَاللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وعَمِلُوْالصَّلِحٰتِ َلَيَسْتَخْلِِفَنَّهُمْ فِي الاَرْض كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّ لَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ٠ النورا:٥٥
          dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yangh beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh ia akan meneguhkan bagui mereka agama yang diridhoi-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa” An-Nur : 55)


Dasar-Dasar Khalifah
1.      Kejujuran dan ke ikhlasan serta bertanggung jawab dalam menyampaikan amanat kepada ahlinya (rakyat) dengan tidak membeda-bedakan bangsa dan warna kulit.
2.      Keadilan yang mutlak terhadap seluruh umat manusia dalam segala sesuatunya.
3.      Tauhid ( mengesakan Allah), sebagaimana yang diperintahkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an sopaya mentaati Allah dan Rasulnya.
4.      Kedaulatan Rakyat yang dapat dipahami dari perintah Allah yang mewajibkan kita taat yang ulil amri(wakil-wakil rakyat)
Hak Mengangkat Dan Memecat Khalifah
Telah menjadi kesepakatan para ulama bahwa memilih Khalifah adalah fardu kifayah atas ahlul halli wal ‘aqdi ( para ulama, cerdik, pandai, dan pimpinan-pimpinan yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat)dikalangan umat.  Dengan pemilihan kedaulatan akan didukung oleh seluruh umat
Kekuasaan Rakyat.
Firman Allah Swt :
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَا بُوْالِرَبِّهِمْ وَاَقَامُو الصَّلٰوةَ واَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْ ومِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ  السورى: ٣٨
dan (bagi) orang-orang yang menerima ( mematuhi) seruan Tuhanya dan mendirikan salat, sedangkan urusan mereka (diputus-kan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka (Asy-Syura : 38)
Syarat-syarat memilih
1.      Adil  dalam arti yang sebenarnya. Yang dimaksud adil dalam hal ini ialah orang yang mengerjakanya serta menjauhkan diri dari segala maksiat serta menjaga kehormatan dirinya.
2.      Ahli ilmu dan berpengetahuan luas, agar ia mengetahui siapa yang lebih berhak dipilih. Kata Rasyid Rida, “ sifat ilmu berlebih berkurang menurut masa. Sekarang masa kemajuan, maka hendaklah dalam majelis syura ahlul halli wal ‘aqdi itu cukup mempunyai orang-orang yang berpengetahuan luas yang diperlukan di masa sekarang. Adapun ilmu yang menyampaikan seseorang pada derajat mujtahid menjadi syarat untuk jumlah anggota syura, berarti dalam majlis syura itu hendaklah ada orang alim yang  mencapai derajat mujtahid supaya dapat menyesuaikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan hukum syara’ islam.
3.      Mempunyai pendirian yang teguh ( percaya pada diri sendiri ), bijaksana, serta menarik perhatian, pandai menyelidiki sesuatu. Yang dimaksud pandai dalam agama islam tidak didasarkan dengan adanya ijazah diploma sebagaimana keadaan di zaman sekarang ini.
Syarat-Syarat Menjadi Khalifah 
1.      Berpengetahuan luas.
2.      Adil dalam arti luas, berarti menjalankan segala kewajiban dan menjahui segala larangan serta dapat menjaga kehormatan dirinya sendiri. Khalifah juga berkewajiban mengawasi segala hukum yang dijalankan oleh wakil-wakil negeri yang diserahinya.
3.      Kifayah, artinya bertanggung jawab, teguh, kuat, dan cakap untuk menjalankan pemerintahan, memajukan Negara, dan agama, sanggup membela keduanya dari segala ancaman musuh.
4.      Sejahtera panca indera dan anggota lainya dari segala yang mengurangi kekuatan pikiran dan kekuatan jasmaninya atau tenaganya.
Sebagian ulama berpandapat, diisyaratkan bahwa yang menjadi khalifah itu dari bangsa Quraisy. Mereka beralasan pada beberapan zihir hadist, diantaranya sabda Rosulullah SAW., “ Imam-imam itu dari bangsa Quraisy,” dan sabda beliau “ dahulukan bangsa Quraisy, dan jangan kamu mendahuluinnya.” Ulama–ulama lain menafsirkan hadis-hadis serupa ini sebagai berikut :  Sungguh pun beberapa hadis menerangkan bahwa khalifah itu hak bangsa Quraisy, tetapi dasar hadis-hadis itu ialah karena bangsa Quraisy mempunyai sifat-sifat berani, kuat, teguh pendirianya, dan mempenyai hubungan erat antara satu dengan yang lainya. Memang diakui oleh semua golongan Arab yang lain bahwa bangsa Quraisy mempunyai sifat mulia dan lebih terhormat, dibandingkan golongan-golongan Arab lainya.
Sigah mubaya’ah (lafaz pengangkatan khalifah) adalah lafaz yang di ucapkan ketika pengangkatan (bai’at)
Kewajiban Khalifah Terhadap Agama Dan Rakyat
1.      Membela dan menghidupkan agama, menjalankan nas-nas yang disepakati(mujma’ alaihi) serta memberi keleluasan, kebebasan kepada rakyat dalam masalah ijtihadiyah yang bersangkutan dengan amal masing-masing, baik dalam ilmu pngetahuan maupun yang bersangkutan  dengan pekerjaan, baik masalah ibadah atau berupa urusan penghidupan.
2.      Men-tanfiz-kan hukum antara orang-orang berselisih (pengatur pengadilan)
3.      Menjaga keamanan umum agar penghidupan segenap umat manusia terjamin dengan aman tentram
4.      Bermusyawarah dengan wakil-wakil rakyat dalam tiap-tiap urusan yang tidak ada nashnya.
5.      Mengatur penjagaan batas-batsa negeri dengan sekuat-kuatnya.
6.      Jihad, melakukan peperangan terhadap musuh-musuh apabila telah sampai pada batas-batas yang diizinkan agama.
7.      Mengatur kemakmuran menurut apa yang diizinkan agama.
8.      Menyasuaikan penyerahan pekerjaan dan kekuasaan menurut kecakapan dan keikhlasan orang yang diserahi.
9.      Hendaklah ia bekerja sendiri untuk mengamati dan memperhatikan soal-soal yang diserahkan kepada wakil-wakilnya.
Majlis Syura
Yaitu: permusyawarahan dalam segala urusan yang tidak ada nas qat’I dan tidak ada pula ijma’. Permusyawarahan hendaklah dilakukan dalam segala hal urusan, baik ada yang ada nas ( permusyawarahan tentang cara dan jalan mentanfizkannya atau pun yang tidak ada nas. Permusyawarahan dilakukan secara ijtihadiyah yang berdasar atas kemaslahatan.
وَشَاوِرْهُم ْ فِى الاَمْرِ  فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّل عَلَىاللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ ُالمُتَوَكِّلِيْنَ :آل عمرن :١٥٩
“ Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada- Nya.”( Ali Imron: 159)
            Pada masa Rosulullah Saw beliau sering sekali bermusyawarah dengan sahabat-sahabat beliau dala urusan kenegaraan atau kemasyarakatan.
            Hilangnya Hak Pimpinan
Khalifah mempunyai kewajiban menjalankan hukum Allah dan Rosul Nya, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap jalanya pemerintahan. Segala hukum Negara tidak boleh bertentangan dengan hukum Allah dan RosulNya. Apabila hukum Allah di-Tanfizkanya untuk dirinya, masyarakat, dan Negara, maka rakyat wajib menaatinya, dan apabila ia tidak menjalankan hukum Allah dan Rosulnya, hilanglah haknya sebagai khalifah, begitu juga jika kekuatanya sudah berkurang sehingga tak lagi menjalankan kewajibanya dengan sempurna terhadap masyarakat dan Negara, sebab ia jatuh ketangan musuh. Keadaan demikaian memperbolehkan rakyat menghukum dan memutuskan kepemimpinanya, serta berhak memilih penggantinya agar roda pemerintahan dapat berjalan terus.
            Berbilang Pimpinan
Menurut asal hukum Syara’ Islam, diwajibkan adanya pimpinan pemerintahan yang satu diseluruh negeri Islam sebagaimana yang ada di masa khalifah-khalifah zaman keemasan.
PENDIRIAN ATAU PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMELUK AGAMA LAIN.
Anggapan Negara islam terhadap pemeluk agama lain terbagai dalam empat golongan :
1.      Ahli zimmah : kaum yang mendapat jaminan Allah dalam hak dan hukum Negara. Yaitu mendapat hak dan hukum yang sama dengan kaum muslimin, hak-haknya tidak boleh dilanggar atau dikurangi. Adapun mengenai ibadah diserahkan kepada mereka sendiri, mereka berhak beramal dan belajar menurut agama dan keyakinan mereka sendiri.
2.      Musta’man : pemeluk agama lain yang meminta perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Diri dan harta mereka wajib dilindungi dari segala yang akan membahayakan selama mereka berada dalam perlindunagn kita.
3.      Mu’ahadah : perjanjian damai dan persahabatan antara Negara lain yang bukan Negara islam, baik disertai dengan perjanjian akan tolong menolong, saling membela, ataupun tidak.
4.      Harbi atau musuh : pemeluk agama lain yang mengganggu keamanan dan ketentraman, bersift zalim atau melakukan penganiayaan., suka mengahsut-hasut, membuat fitnah, mangacau, dan memaksa-maksa orang untuk meninggalkan agamanya atau tidak mengamalkanya. Golongan ini dianggap musuh oleh islam, kita diizinkan melawan, mengangkat senjata, dan mengumumkan perang kepada mereka selama perbuatan mereka yang keji masih mereka lakukan. Dengan demikain, tercapai keamanan dan kesentosaan bagi setiap pemeluk Agama Allah, agama dapat tegak berdiri, tidak diganggu dan difitnah lagi oleh pengacau dan perusak itu. 



FIQIH
KHALIFAH

















Dosen Pengampu :
Drs. Abdul Aziz, M. Ag

Oleh:
Tri Widodo                            Nim: 26.10.1.1.026




JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN IAIN SURAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar